TRANSPORTASI SEBAGAI PENGGERAK UTAMA PENGEMBANGAN PARIWISATA MENUJU NTT BANGKIT DAN SEJAHTERA

Ship follow the trade and Trade follow the ship, demikian bunyi salah satu ungkapan yang menjadikan transportasi sebagai motor penggerak utama sebuah kebangkitan dan kesejahteraan. Dimana ada orang disitu kita angkut dan dimana ada barang disitu kita muat, kira-kira demikianlah tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan sebagai regulator transportasi di Daerah.

Guna mendukung visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018 – 2023 yang menjadikan pariwisata sebagai prime mover kebangkitan dan kesejahteraan Provinsi NTT, maka Dinas Perhubungan Provinsi NTT berinovasi melalui APBD Tahun Anggaran 2022, Program Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kegiatan Penyediaan Angkutan Umum untuk Jasa Angkutan Orang dan/atau Barang Antar Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi, me-launching salah satu program Layanan Angkutan Wisata Terpadu yang diberikan secara gratis kepada masyarakat dengan trayek Terminal Oebobo – Pantai Liman (Pulau Semau), PP. Layanan yang dioperasikan oleh Perum DAMRI Cabang Kupang menggunakan Bus AC berkapasitas 19 penumpang ini mulai beroperasi dari tanggal 23 April 2022 ini beroperasi setiap hari Sabtu dan Minggu dengan pola operasi sebagai berikut :

Hari Sabtu 1 unit bus berangkat jam 6 pagi dari Terminal Oebobo menuju Pantai Liman dan kembali hari Minggu jam 5 sore dari Pantai Liman ke Terminal Oebobo;
Hari Minggu 1 unti bus berangkat jam 6 pagi dari Terminal Oebobo menuju Pantai Liman dan kembali hari itu juga MInggu jam 5 sore dari Pantai Liman ke Terminal Oebobo.

Dinamakan Angkutan Wisata Terpadu bermakna bahwa satu layanan angkutan terdiri dari 3 jenis pelayanan yakni :

Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP);
Angkutan Pariwisata; dan
Angkutan Antar Moda

Mengapa demikian? karena pariwisata sebagai prime mover tidak hanya bicara mengenai lokasi wisata saja tetapi berbicara tentang kawasan pariwisata (pariwisata estate). Kawasan ini terdiri dari lokasi wisata sebagai fokus program dan daerah-daerah suplier kebutuhan sebagai pendukungnya. Lokasi-lokasi wisata sangat membutuhkan pasokan energi seperti air bersih dan listrik, pasokan bahan makanan, dan pasokan wisatawan. Maka daerah – daerah penyuplai kebutuhan ini perlu diberikan akses dan konektivitas seluas-luasnya Selain itu di lokasi wisata dan sekitarnya juga ada masyarakat yang sangat membutuhkan transportasi untuk mobilisasi orang, barang dan jasa. Pada kawasan-kawasan wisata juga memiliki potensi-potensi yang perlu dikembangkan melalui optimalisasi produk dan keterbukaan pasar. Hal ini jelas sangat membutuhkan trasnportasi yang bisa jadi potensi-potensi ini selain dapat dikembangkan sebagai atraksi wisata baru juga menjadi suplai bagi lokasi wisata lainnya. Dengan demikian, maka tidak cukup dengan satu jenis layanan angkutan pariwisata saja, namun perlu ada keterpaduan layanan yang terdiri dari beberapa jenis layanan angkutan yang digabung dalam satu jenis layanan angkutan. Inilah yang melatarbelakangi diadakannya sebuah inovasi layanan berupa layanan Angkutan Wisata Terpadu. Ke depannya layanan ini akan ditambah dengan satu jenis layanan angkutan yakni Angkutan Barang. Program inovasi ini membutuhkan anggaran sekitar Rp. 400 juta lebih ini sudah menggratiskan tarif bus dan tarif penyeberangannya. Semua komponen dalam Biaya Oeprasional Kendaraan (BOK) dibiayai/disubsidi kecuali biaya penyusutan, biaya bunga modal dan biaya asuransi kendaraan. Bus yang digunakan telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum (SPMAU) dan perusahaan angkutan yang mengoperasikan telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum (SMKPAU). Jadi masyarakat tinggal menunggu di Terminal Oebobo sebelum jam 6 pagi jika mendapatkan kursi maka dapat menikmati layanan gratis ini sampai ke Pantai Liman dan akan dilayani gratis kembali ke Terminal Oebobo. Program ini juga merupakan sosialisasi gerakan naik bus dan gerakan masuk terminal. Kita bersama tahu bahwa bus dan terminal sudah jauh ditinggalkan masyarakat. Dan kita juga tahu bersama bahwa peningkatan jumlah penggunaan kendaraan pribadi semakin meningkat ditengah keterbatasan ketersediaan ruang jalan, sehingga timbullah masalah kemacetan lalu lintas, peningkataan polusi udara, peningkatan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Solusinya adalah dengan kembali kita menggunakan transportasi umum massal dan salah satunya adalah kendaraan bus umum. Terminal penumpang juga sudah mulai ditinggalkan penumpang dan pengemudi bus untuk proses naik dan turun penumpang. Maka diharapkan melalui program ini, masyarakat mulai kemballi memanfaatkan bus umum sebagai salah satu moda trasnportasai dan pergi ke terminal untuk mendapatkan layanan bus umum. Gratis tarif bus dan kapal penyeberangan merupakan stimulan bagi pengembangan bidang-bidang lainnya yang diharapkan dengan kebangkitan pariwisata di NTT yang menjadikan transportasi sebagai pendorongnya dapat dimanfaatkan secara optimal bagi bidang-bidang lainnya untuk dapat bangkit dan sejahtera. Jika memungkinkan dari sisi ketersediaan anggaran, maka pengembangan layanan ini sangat dibutuhkan untuk melayani destinasi – destinasi wisata prioritas lainnya tentunya dengan bus-bus yang berkapasitas lebih besar. Juga diharapkan subsidi ini tidak hanya untuk layanan bus tetapi juga untuk layanan kapal-kapal penyeberangannya. (DIL)